Skip to main content

Kriptografi pada Mesin Enigma

 

Kriptografi pada Mesin Enigma

Antonius Toto Priyono / 18111043
Universitas Mercubuana Yogyakarta

 

Kriptografi adalah teknik pengkodenan pesan (proses enkripsi) sehingga pesan tersebut tidak dapat diartikan secara langsung sebelum diterjemahkan kembali dengan teknik tertentu (proses dekripsi). Proses enkripsi dan dekripsi merupakan 2 proses yang saling terkait dimana pensan text (plain text) yang di enkripsi menjadi pesan terenkripsi (chipertext) apabila dilakukan proses dekripsi maka akan kembali pada pesan teks sebelumnya (plain text).

Mesin Enigma adalah mesin yang cukup popular pada saat perang Dunia I dimana Mesin ini digunakan oleh tentara Jerman untuk berkirim pesan dengan tujuan tentara musuh tidak dapat menangkap isi pesan sesungguhnya. Teknik yang diunakan pada mesin Enigma terbilang sangat sulit untuk dipecahkan karena setiap 24 jam tentara jerman mengganti kunci enkripsi yang digunakan. Sangat menarik untuk mempelajari Kriptografi Enigma ini karena kriptografi ini merupakan salah satu kriptografi klasik yang popular (belum menggunakan komputer) dan kriptografi klasik menjadi pondasi pada kriptigrafi modern (menggunakan komputer).



Komponen pada Mesin Enigma terdiri dari 3 rotor yang masing-masing rotor terdapat 2 baris huruf saling berpasangan, dimana tiap baris terdiri dari  52 huruf. Setiap baris huruf tersebut akan berkorelasi dengan baris pada rotor-rotor lainnya untuk menghasilkan pesan enkripsi. Pada mesin enigma terdapat plug board untuk memberitahukan hasil enkripsi, dan keyboard untuk melakukan input huruf yang akan dienkripsi.  Sebelum mulai melakukan enkripsi/dekripsi, rotor disetting sedemikian rupa pada bagian atas mementuk huruf Kunci yang dipakai. Setelah posisi rotor sesuai dengan kunci, maka Enigma siap digunakan.  Setiap inputan huruf pada keyboard, maka rotor paling kiri akan bergerak 1 huruf searah jarum jam, dan dengan huruf yang berkorelasi pada rotor-rotor lainnya mesin enigma akan menyalakan huruf hasil enkripsi pada Plug Board .

Cara mudah untuk memahami proses enkripsi dan dekripsi pada mesin Enigma adalah dengan menggunakan Enigma Paper. Simulasi enigma paper dapat dilihat di sumber berikut:  Tutorial Paper Enigma Machine - YouTube



Comments

Popular posts from this blog

Mahasiswa UMBY Jadi Technoprenuer

Mahasiswa UMBY Jadi Technoprenuer Memanfaatkan Web Melalui Matakuliah Technoprenuer, mahasiswa UMBY didorong untuk dapat memiliki jiwa kewirausahaan dengan memanfaatkan teknologi yang telah diajarkan. Salah satu nya adalah memanfaatkan web untuk mendukung dan menjalankan usaha.  Pada matakuliah ini, mahasiswa diajarkan bagaimana memanfaatkan web dengan membuat blog, website dan memanfaatkan layanan google untuk mengoptimalkan website melalui teknik teknik Search Engine Optimization.  Search Engine Optimization menjadi salah satu pokok bahasan yang menarik, karena mahasiswa diajarkan bagaimana menilai kualitas web tersebut melalui beberapa tool yang dapat digunakan, kemudian bagaimana melakukan tuning agar kemudian score SEO nya meningkat. dan masih banyak materi-materi lain.  Sebagai contoh website  Souvenir Cantik (nuningkristiani.com) , pada saat pembuatan mendapat score SEO 60, dan setelah dilakukan beberapa perbaikan menjai score 80. Hingga saat ini total ada 150 lebih website yang

Scrum Methodology

  1.1   Definisi Scrum merupakah salah satu Agile Methodology yang sering digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, dimana pada agile methodology menekankan pada proses iteratif untuk mencapai kemajuan pengembangan (incremental processes)., demikian juga pada metodologi Scrum. Tujuan utama dari Scrum adalah menciptakan kepuasan pelanggan melalui  pemenuhan terhadap kebutuhan-kebutuhan konsumen dengan tetap mengedepankan transparansi, komunikatif, interaksi dan progress yang terus bergulir ( continue ). Metodologi Scrum dapat membantu untuk mengorganisasi sebuah tim development. Scrum mengatakan bahwa setiap “sprint” dimulai dengan meeting singkat untuk perencanaan dan diakhir dengan review. Sprint adalah sebuah iteratif development yang biasanya memiliki durasi 2-4 minggu untuk mengerjaan satu atau beberapa fitur hingga selesai. Seluruh daftar fitur yang akan dikerjakan disimpan dalam “product Backlog” yang disajikan dalam bentuk “User Story” dan umumnya diberi satuan “Story Point”